Workhsop Pengembangan Alat Peraga Matematika dan Optimalisasi Penggunaanya
Ada berbagai jenis alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Mengapa guru matematika perlu menggunakan alat peraga dalam pembelajaran? Sifat matematika yang abstrak dan cara berpikir siswa yang konkret tentu menunjukkan adanya gap yang harus dijembatani melalui suatu media atau alat peraga. Alat peraga tidak hanya digunakan untuk me
P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) bekerjasama dengan Prodi Pendidikan Matematika UMS mengadakan workshop pembuatan dan penggunaan alat peraga matematika bagi guru-guru sekolah Muhammadiyah di Surakarta. Workshop yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2019 di ruang B.304 FKIP ini mengambil tema “Pengembangan Alat Peraga Matematika dan Optimalisasi Penggunaanya”. Pembicara utama dalam workshop ini ada tim pakar P4TK. Workshop ini dihadiri kurang lebih 40 peserta yang terdiri dari guru-guru sekolah Muhammadiyah di Surakarta dan mahasiswa serta dosen Prodi Pendidikan Matematika.
Secara umum, workshop ini terdiri dari dua sesi inti, yaitu pemaparan terkait alat peraga matematika dan penyusunan serta penggunaan alat peraga dan media pembelajaran matematika. Sebelum workshop dimulai, para peserta diijinkan untuk berkunjung di Laboratorium Pembelajaran Matematika UMS yang terdiri dari ruang bengkel pembuatan alat peraga dan ruang display alat peraga.
Pada sesi pertama, disampaikan materi terkait alat peraga matematika secara umum, jenis-jeni alat peraga yang saat ini ada, serta karakteristik alat peraga yang baik untuk pembelajaran matematika. Materi yang disampaikan pembicara sangat menarik sehingga para guru dan mahasiswa antusius berdiskusi baik terkait alat peraga sederhana yang dapat dibuat sendiri maupun terkait bagaimana seharusnya sekolah-sekolah memiliki laboratorium alat peraga matematika. Beberapa guru menyampaikan kondisi nyata di sekolah masing-masing yang kurang mendukung ketersediaan laboratorium pembelajaran, tetapi para guru memiliki inovasi sendiri untuk membuat alat peraga yang sederhana.
Sesi pembuatan alat perga berlangsung sangat menarik. Terdapat banyak aplikasi, media, maupun alat peraga yang baru diketahui oleh peserta. Sesi ini di awali dengan pemberian contoh penggunaan alat peraga konvensional, yaitu alat peraga yang memiliki bentuk nyata bisa digunakan secara langsung. Kemudian, sesi pemaparan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika berbasis IT, seperti Meshmagic, Openscad, Tinkercad, dan HSP Presentation. Pada sesi akhir, peserta membuat alat peraga origami 3 dimensi. Alat peraga ini dibuat sederhana dari kertas lipat yang disusun sehingga membentuk bangun 3 dimensi. Beberapa bangun 3 dimensi yang dapat dihasilkan yaitu kubus, balok, prisma, dan limas.
Pada akhir workshop, para guru memberikan kesan mengikuti kegiatan workshop ini dan berharap bahwa kegiatan sejenis dapat dilakukan secar rutin sehingga para guru dapat selalu meng-update pengetahuan baik terkait alat peraga maupun pembelajaran matematika secara umum.