Program Visiting Lecturer: Memahami Konsep Online Learning bersama Dr. Sarah Prestridge dari Griffith University

Penyebaran virus corona (Covid-19) sejak awal tahun 2020 telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap tatanan dunia. Semua negara dipaksa untuk menghadapi musuh tak kasat mata ini dengan mengeluarkan berbagai kebijakan non-populis yang mengharuskan masyarakatnya untuk menghindari kerumanan dan melakukan social distancing. Salah satu implikasi dari kebijakan tersebut adalah pada sektor pendidikan di mana proses pembelajaran harus dilaksanakan secara jarak jauh, atau dengan kata lain pembelajaran harus dilaksanakan secara daring. Perubahan model pembelajaran yang drastis dan mendadak ini memunculkan masalah baru di mana belum semua pihak siap dan bisa mengantisipasinya baik dari pihak guru, siswa, penyelenggara pendidikan, maupun pihak orang tua/wali murid. Untuk merespon kondisi tersebut, pemerintah telah menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi guru dan siswa terkait pembelajaran daring. Namun hasil survey yang dilakukan oleh Madziatul pada Juli tahun 2020, diterbitkan pada International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding (Vol 7 No 6), memperlihatkan bahwa bahkan sampai pertengahan tahun 2020 masih ditemukan banyak guru di Indonesia yang masih gagap teknologi guna pembelajaran daring. Hasil penelitian ini semakin menjadi dasar berbagai institusi pendidikan untuk membantu pemerintah dalam menggenjot penguasaan guru pada bagaimana menyelenggarakan pembelajaran secara daring.

Sebagai penghasil calon guru matematika yang professional dan kompeten, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta berinisiatif untuk lebih serius mempersiapkan mahasiswanya guna menghadapi ketidakpastian kondisi pembelajaran di masa depan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menyelenggarakan pembelajaran daring baik yang dapat dimanfaatkan selama masa pandemi ataupun pada masa pasca-pandemi. Oleh karena itu, pada bulan Juni 2021, prodi menjalin kerjasama dengan Griffith University, Australia, untuk dapat melaksanakan program Visiting Lecturer dengan mengundang pakar pembelajaran daring yang dalam program ini adalah Dr. Sarah Prestridge.

Pelaksanaan Visiting Lecturer melalui Zoom Meeting

Dr. Sarah Prestridge adalah seorang dosen dari Griffith University yang telah bekerja selama lebih dari sepuluh tahun dan memiliki kepakaran di bidang educational technology and innovation. Pada tahun 2020, beliau dengan dedikasinya di bidang pembelajaran daring diganjar penghargaan The Top Scholarly Researcher in Teaching in Teacher Education in Australia. Selain itu telah banyak hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan di jurnal-jurnal berdampak tinggi dan terindeks Scopus. Berdasarkan prestasi tersebut, Dr. Sarah Prestridge sangat berkompeten untuk membantu mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP UMS memahami konsep pembelajaran daring.

Program Visiting Lecturer diselenggarakan selama empat kali dalam bulan Juni 2021 pada mata kuliah Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer yang diampu oleh Bapak Muhamad Toyib, M.Pd. Selama empat pertemuan tersebut, Dr. Sarah Prestridge, yang didampingi oleh Bapak Naufal Ishartono, M.Pd. sebagai mentor mahasiswa dan juga penerjemah, menjelaskan tentang apa saja kondisi yang mengharuskan dilaksanakannya pembelajaran online. Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang bagaimana membedakan desain langkah pembelajaran daring dan luring, serta bagaimana membuat video pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk terus mempelajari materi yang diajarkan di dalamnya.

Selama proses pembelajaran, mahasiswa nampak aktif dengan terus dapat dan berani berinteraksi dengan Dr. Sarah Prestridge, bahkan ada salah satu mahasiswa yang bernama Eryna Intan Septiani yang bahkan berani bertanya langsung terkait dengan bagaimana seharusnya dapat melibatkan siswa secara aktif selama pembelajaran online (lihat http://gg.gg/PertanyaanEryna). Tentunya keberanian tersebut menjadi suatu hal yang positif bagi mahasiswa tersebut, dan jawaban Dr. Sarah Prestridge dapat menjadi masukan yang baik untuk semua mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Harapannya, program ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi mahasiswa tentang bagaimana menyelenggarakan pembelajaran daring agar dapat berjalan efektif dan efisien. Selain itu juga, melalui program ini pula mahasiswa mendapatkan pengalaman unik dan menarik terkait dengan bagaimana menjadi bagian dari masyarakat internasional yang dapat saling berinteraksi dengan civitas academia dari luar negeri. (MathEduUMS/Naufal Ishartono)