Budaya sekolah secara umum mengacu pada aturan, keyakinan, persepsi, hubungan, dan sikap, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berpengaruh pada pembentukan fungsi sekolah. Istilah ini juga mencakup isu-isu yang lebih konkret seperti keamanan fisik dan emosional siswa, keteraturan ruang kelas dan ruang publik, atau sejauh mana sebuah sekolah menerima keragaman ras, etnis, bahasa, dan budaya. Budaya sekolah merupakan hasil dari pembangunan nilai-nilai, hubungan, dan aktivitas, yang di bentuk dalam sejarah kelembagaan sekolah. Siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, dan staf lain semua berkontribusi membangun budaya sekolah mereka, sebagaimana halnya masyarakat di mana sekolah itu berada. Mahasiswa sebagai calon guru sangat perlu memiliki kesadaran akan membangun budaya sekolah yang positif. Oleh sebab itu pengenalan budaya sekolah perlu sejak awal diberikan agar mereka mampu melakukan peran mereka sebagai pendidik nantinya. Budaya keislaman dibangun dengan rutinitas pada awal perkuliahan yaitu membaca Al[1]fatihah, 5-10 ayat Al-Qur’an dan artinya, serta doa Tholabul Ilmi, sedangkan pada akhir perkuliahan membaca doa Kafarotul Majlis.